Minggu, 12 Juni 2011

lemak perut meningkatkan risiko DM dan penyakit kardiovaskuler??

Obesitas,, mungkin banyak orang yang udah tau tentang obesitas yang pada umumnya sering diartikan sebagi kegemukan. Sebenarnya seseorang dapat dikatakan obesitas jika memenuhi kategori tertentu yaitu dengan menghitung IMT/ indeks massa tubuh = BB (kg) / TB (m2) >25Pada orang-orang dengan obesitas, jaringan lemak (adiposa) jumlah relatif lebih banyak dibandingkan orang dengan BB normal.
*notes*
Klasifikasi IMT
BB kurang < 18,5
BB Normal. 18,5 - 22,9
BB lebih. > 23
dengan risiko. 23 - 24,9
obese I. 25. - 29,9
obese II. > 30
Sekilas info ya.. Jaringan adiposa berisi sel lemak (adiposit). Jaringan adiposa adalah tempat penyimpanan energi utama dan penting dalam menjaga homeostasis energi. Di sini energi disimpan dalam bentuk trigliserid saat kelebihan nutrisi dan akan dilepaskan dalam bentuk asam lemak bebas saat kekurangan nutrisi. Jaringan adiposa ini dikendalikan oleh sejumlah hormon, reseptor hormon, dan sistem saraf pusat, dan dikenal juga sebagai jaringan endokrin yang penting dalam mensekresikan sejumlah hormon dan metabolit (adipokin). Salah satu adipokin yang penting adalah adiponektin. Adiponektin memiliki efek antiaterogenik, antiinflamasi (anti peradangan), dan insulin sensitizing action. Hehehe.. Agak serius nih..
Nah..kadar si adiponektin biasanya terjadi penurunan pada orang obese. Dari penelitian juga menunjukan bahwa kadar serum adiponektin berbanding terbalik dengan bobot tubuh, khususnya akumulasi lemak di perut (visceral abdomen) yang sering juga disebut sebagai obesitas sentral. Penurunan berat tubuh diketahui dapat meningkatkan kadar adiponektin dalam plasma darah. Terus.. Semakin besar ukuran sel lemak, Semakin sedikit juga jumlah adiponektin yang dihasilkan. Padahal Semakin sedikit jumlah adiponektin menyebabkan akumulai sel lemak di bawah kulit. Nah lho,,kayak lingkaran setan kan?
Dari beberapa penelitian juga menunjukan bahwa ada hubungan antara kadar adiponektin dengan penyakit diabetes militia tipe 2 dan penyakit jantung. Kadar adiponektin yang rendah menyebabkan risiko DM 2 dan penyakit jantung pembuluh darah (kardiovaskuler) lebih tinggi. Penelitian di jepang dan Pima Indian menunjukan bahwa orang yang menderita DM 2 memiliki kadar adiponektin yang rendah. Hal ini dapat memprediksi perkembangan resistensi insulin dan diabetes di masa yang akan
Pada perkembangan penyakit cardiovascular, adiponektin yang rendah merupakan faktor risiko yang penting berhubungan dengan aterosklerosis. Suatu studi menemukan bahwa kadar adiponektin menurun pada penderita jantung iskemik. Studi lain juga mengatakan bahwa seorang pria dengan kadar adiponektin yang tinggi memiliki risiko yang lebih rendah
Kadar adiponektin dalam plasma dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk jenis kelamin, penuaan, dan gaya hidup. Selain itu, peningkatan stress oksidatif, misalnya pada orang obesitas menyebabkan penurunan kadar adiponektin.
Nah gimana sahabat sebangsa Dan setanah air? Marii kita olahraga ngecilin perut.haahahaha

1 komentar:

Alam mengatakan...

waduh... perutku buncit nih... gmn dond... :nohope :hammer
nice ifo..